A.
Pengertian Penilaian
Tertulis
Penilaian secara
tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal
dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Penilaian
tertulis (paper and pencil assessment)
merupakan penilaian dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik
dalam bentuk tulisan( Nurlaili, pdf). Dalam menjawab soal peserta didik tidak
selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk
yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya
(Handa, 2006). Penilaian tertulis adalah penilaian yang dilakukan seorang
tenaga didik untuk mengetahui bagaimana respon atau jawaban siswa dalam bahasa
tulisannya sendiri, jadi anak dituntut untuk menuliskan argumennya secara
tertulis.
B. Kriteria Penilaian
Tertulis.
Penilaian
tertulis merupakan penilaian yang dilakukan menggunakan perangkat penilaian
berupa soal dan jawaban dalam bentuk tulisan (pen and paper test).
1.
Teknik Penilaian ada
dua bentuk soal penilaian tertulis, yaitu:
a.
Objektif meliputi:
1)
Pilihan ganda,
2)
Dua pilihan
(”benar”/”salah”, ”ya”/”tidak”),
3)
Menjodohkan
4)
Jawaban singkat atau
pendek
b.
Subjektif berupa uraian
dalam mengembangkan instrumen butir/soal perlu memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1)
Materi: kesesuaian soal
dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian pada
kurikulum.
2)
Konstruksi: rumusan
soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas. c. bahasa: rumusan soal tidak
menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
3)
Pengolahan Data
Penilaian Tertulis Data penilaian tertulis adalah skor yang diperoleh peserta
didik dari hasil tes tertulis pada setiap KD dan ulangan komprehensif.
Teknik penilaian tertulis ada dua bentuk
soal tes tertulis, yaitu:
1.
Soal dengan memilih
jawaban
a.
Pilihan ganda
1)
Karakteristik
Soal
pilihan ganda adalah salah satu bentuk soal jenis tes objektif yang luas
penggunaanya untuk berbagai macam keperluan antara lain digunakan pada ulangan
umum, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah dasar, ujian akhir nasional, surve
nasional, surve internasional antara lain Trends in Mathemarics and Service
Study (TIMSS) dan Progremmer for International Student Assessment (PISA), tes
bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh lembaga testing diluar negeri seperti
TOEFL, IELTS, TOEIC, GRE, dan tes bakat skolastik. Penggunaan yang luas ini
tidak terlepas dari keunggulan soal bentuk pilihan ganda yang dapat diskor
dengan mudah, cepat, serta objektif, dan dapat mencangkup ruang lingkup bahan/
materi/ PB yang luas dalam suatu tes. Soal pilihan ganda sangat tepat untuk
ujian yang pesertanya sangat banyak dan hasilnya harus segera diumumkan. Dewasa
ini penggunaan optical scanner untuk pemeriksaan soal pilihan ganda bukan hal baru
lagi di negara kita. Untuk ujian nasional maupun ujian sekolah dasar misalnya,
hampir di semua propinsi sudah menggunakan OMR (Optical Mark Reader).
Soal bentuk pilihan ganda adalah
soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban atas pertanyaan atau
pernyataan yang tercantum dalam pokok soal atau stem yang disertai dengan
sejumlah kemungkinan jawaban. Kemungkinan jawaban tersebut dapat berupa kata,
frase, nama tempat, nama tokoh, lambang atau kalimat yang sudah pasti. Dilihat
dari segi rumusan kalimatnya, soal pilihan ganda dapat berupa kalimat perintah,
kalimat tanya atau kalimat yang tidak lengkap. Pilihan jawaban terdiri atas
jawaban yang benar yang kunci jawaban serta kemugkinan jawaban salah yang
dinamakan pengoceh ( distractor, atau decoy, atau foils) namun memungkinkan
seseorang memilihnya apabila tidak menguasai materi yang ditanyakan dalam soal.
Di Indonesia biasanya digunakan tiga atau empat
alternatif jawaban untuk sekolah dasar dan lima alternatif jawaban untuk
sekolah menengah. Beberapa penulis soal menyukai lima alternatif jawaban untuk
mengurangi faktor menebak (change of guessing) dari para pengambil tes.
Penguranagn faktor menebak akan meningkatkan reliabilitas dan validitas,
sepanjang alternatif jawaban itu bagus (plausible) dan soalnya dibuat dengan
baik. Menurut Gronlund (1981) alternatif jawaban empat kurang baik dibandingkan
dengan yang lainnya. Makin banyak alternatif jawaban, makin kecil kemungkinan
peserta didik menerka.
2)
Jenis Soal
Bentuk
soal pilihan ganda dibedakan menjadi dua macam yaitu bentuk soal dengan pokok
soal (stem) pertanyaan dan bentuk soal dengan pokok soal (stem) pernyataan.
a)
Soal dalam bentuk
pertanyaan
b)
Soal dalam bentuk
pernyataan yaitu, pokok soal disajikan dengan tanda tanya. Soal pilihan ganda
semacam ini lebih langsung ke arah permasalahan. Oleh karena itu, soal semacam
ini lebih mudah dipahami oleh peserta didik di kelas pemula. Dalam satu tes
bisa saja terdiri atas soal yang memiliki alternatif jawaban yang bervariasai.
Pada soal pilihan ganda berbentuk pernyataan, pokok soal (stem) disajikan
dengan empat buah titik di akhir kalimat yang terdapat pada stem atau dengan
tiga buah titik ( di awal kalimat atau di tengah kalimat). Soal pilihan ganda
semacam ini lebih sulit dibandingkan dengan soal pilihan ganda dalam bentuk
pertanyaan. Soal bentuk ini memerlukan lebih ketrampilan dan kemampuan berpikir
yang tinggi.
3)
Penskoran
Penskoran dalam soal pilihan ganda
dapat dilakukan setelah soal tersebut digunakan. Penskoran soal pilihan ganda,
sebagaimana telah disebutkan terdahulu, sangat mudah dilakukan. Skor 1
diberikan apabila jawaban benar, dan skor 0 diberikan apa bila jawaban salah.
Dewasa ini, untuk jumlah soal dan jumlah peserta tes yang sangat besar,
penskoran dapat dilakukan dengan bantuan komputer.
4)
Keunggulan dan
kelemahan.
Bentuk
soal pilihan ganda merupakan salah satu soal yang sangat luas digunakan untuk
mengukur prestasi peserta didik. Soal pilihan ganda merupakan soal yang dapat
mengukur berbagai macam kemampuan, mulai dari yang sederhana sampai dengan
kemampuan yang rumit. Soal pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan yang secara umum tidak dapat diukur oleh bentuk soal lainnya.
Kelemahan yang nampak pada soal jawaban singkat dapat diatasi oleh soal pilihan
ganda. Soal jawaban singkat dapat dijawab dengan berbagai macam cara, sedangkan
soal pilihan ganda lhanya dapat dilakukan dengan satu cara. Beberapa Keunggulan
soal pilihan ganda:
a)
Jumlah materi yang
dapat ditanyakan relatif tak terbatas dibandingkan dengan materi yang dapat
dicakup soal bentuk lainnya. Jumlah soal yang ditanyakan umumnya relatif
banyak.
b)
Dapat mengukur berbagai
jenjang kognitif mulai dari ingatan sampai dengan evaluasi.
c)
Penskorannya mudah,
cepat, objektif, dan dapat mencangkup ruang lingkup bahan dan materi yang luas
dalam satu tes untuk suatu kelas atua jenjang.
d)
Sangat tepat untuk
ujian yang pesertanya snagat banyak sedangkan hasilnya harus segera seperti
ujian akhir nasional maupun ujian sekolah dasar.
e)
Reliabilitas soal
pilihan ganda relatif lebih tinggi dibandingkan dengan soal uaraian.
Terdapat
beberapa kelemahan yaitu
a)
Kurang dapat digunakan
untuk mengukur kemampuan verbal.
b)
Peserta didik tidak
mempunyai kelulusan dalam menulis, mengorganisasikan, dan mengekspresikan
gagasan ynag mereka miliki yang dituangkan kedalam kata atau kalimatnya
sendiri.
c)
Tidak digunakan untuk
mengukur kemampuan problem solving.
d)
Sangat sensitif
terhadap menerka. Dengan 4 alternatif jawaban, peserta tes memiliki kemungkinan
menerka sebesar 25% dan dengan 5 alternatif jawaban peserta tes memiliki
kemungkinan menerka sebesar 20%.
e)
Penyusunan soal yang
baik memerlukan waktu yang relatif lama dibandingkan dengan bentuk soal
lainnya.
f)
Sangat sukar menentukan
alternatif jawaban yang benar-benar homogen, logis, dan berfungsi.
b.
Dua pilihan
(benar-salah, ya-tidak)
1.
Karakteristik
Dalam
tes yang tradisional, bentuk soal jawaban singkat adalah bentuk soal yang
sangat sederhana yang tediri atas dua kelompok pernyataan. Kelompok pertama
ditulis pada lajur sebelah kiri yang berupa huruf B dan S yang harus dipilih
peserta didik atas respon pernyataan yang disebelah kanan. Kelompok kedua
terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang harus direspon oleh peserta didik.
Jika pernyataan atau pertanyaan benar menurut peserta didik, maka mereka akan
melingkari atau mencoret huruf B pada huruf B-S. Jika pernyataan atau
pertanyaan salah menurut peserta didik, maka mereka akan melingkari atau
mencoret huruf S pada huruf B-S. Peserta didik atau peserta tes dapat juga
melingkari atau memberi tanda hitam pada lembar jawaban yang telah disediakan
yang terlepas dari lembar soal.
Jumlah
huruf B-S harus sama banyak dengan jumlah pertanyaan atau pernyataan. Agar soal
berfungsi dengan baik, maka hal yangh ditanyakan hendaknya homogen dari segi
isi. Ciri khusus bentuk soal benar salah adalah terbatas mengukur kemampuan
mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana. Kalaupun hendak
digunakan untuk mengukur kemampuan yang lebih tinggi, paling tidak dapat
digunakan untuk kemampuan menghubungkan antara dua hal yang homogen. Bentuk
soal benar salah juga dapat menggunakan gambar, tabel, diagram. Dengan gambar,
tabel, dan diagram tersebut diharapkan siswa dapat menghubungkan antara
pernyataan atau pertanyaan dengan respon benar-salah.
2.
Jenis soal
Berbagai
macam bentuk soal benar salah terdiri atas benar-salah, benar tidakbenar, tetap
tidaktetap, ya tidak, fakta atau pendapat, atau setuju tidak setuju. Untuk
masing-masing bentuk soal tersebut hanya ada dua kemungkinan jawaban, yaitu
benar atau salah. Karena banyak jawaban benar-salah merupakan bentuk yang paling
umum, maka soal ini dinamakan sebagai bentuk soal betul salah. Berdasarkan
jawaban peserta didik dan berdasarkan penskorannya, soal bentuk benar salah
hanya diklasifikasikan menjadi satu macam, yaitu soal yang menurut peserta
didik memilih salah satu jawaban, B untuk menjawab benar dan S untuk menajawab
salah.
3.
Penskoran
Penskoran
soal benar salah sangat sederhana, yaitu skor 1 diberikan untuk jawaban benar
dan skor 0 untuk jawaban salah. Pskoran semacam ini dinamakan penskoran
dikotomi.
4.
Keunggulan dan
kelemahan
Keunggulan
yaitu pertama bentuk soal benar-salah adalah mudahnya membuat soal, kedua
banyaknya pokok bahasan atau kompetensi dasar dan indikator yang dapat dicakup
dalam soal, hal ini terjadi karena peserta didik dapat merespon sejumlah soal dalam
waktu yang relatif singkat.
Kelemahan
yaitu pertama berkaitan dengan kemampuan yang hendak diukur, bentuk soal
benar-salah sangat terbatas mengukur kemampuan pengetahuan saja, kedua guru
kesulitan dalam menentukan apakah peserta didik memiliki kemampuan sesuai
dengan yang diukur dalam soal, akibatnya bentuk soal benar-salah memiliki
tingkat reliabilitas yang sangat rendah, kurang dapat digunakan sebagai alat
diagnosa kesulitan belajar peserta didik, validasi soal juga sangat diragukan
kebenarannya.
c.
Menjodohkan
1.
Karakteristik
Dalam
bentu tes yang tradisional, soal menjodohkan adalah bentuk soal yang terdiri
dari dua kelomok pernyataan. Kelompok pertama ditulis pada lajur sebelah kiri
(bagian atau kolom A), biasanya merupakan pernyataan soal atau pertanyaan
sering juga disebut sebgai stimulus atau premis yang berupa kalimat atau
phrasa. Kelompok kedua biasanya disebut respon yang ditulis pada lajur sebelah
kanan (bagian tau kolom B), biasanya merupakan pernyataan jawaban atau
pernyataan respon berupa kata, bilangan, gambar, atau simbol. Peserta tes
diminta untuk menjodohkan, atau memilih pasangan yang tepat bagi pernyataan
yang ditulis pada stimulasi yang terdapat di lajur sebelah kiri dengan respon
yang terdapat di lajur sebelah kanan. Dalam kebanyakan bentuk soal menjodohkan
ini biasanya peserta didik diminta untuk mencari pasangan yang berhubungan.
Premis dapat juga diletakkan di sebelah atas (bagian A) sementara respon di
bawahnya (bagian B).
2.
Jenis soal
Bentuk
soal menjodohkan hanya ada satu macam yaitu bentuk soal dengan stimulasi yang
diletakkan di sebelah kiri atau atas dan respon yang diletakkan di sebelah
kanan atau bawah.
3.
Penskoran
Penskoran
dalam soal pilihan ganda dapat dilakukan setelah soal tersebut digunakan.
Penskoran soal pilihan ganda, sebagaimana telah disebutkan terdahulu, sangat
mudah dilakukan. Skor 1 diberikan apabila jawaban benar, dan skor 0 diberikan
apabila jawaban salah.
4.
Keunggulan dan
kelemahan
Keunggulan
yang pertama yaitu bentuk soal menjodohkan adalah luasnya materi yang dapat
dicakup, kedua bentuk soal menjodohkan relatif lebih mudah dibuat butir soal,
khususnya jika dibandingkan dengan soal bentuk pilihan ganda, ketiga ringkas
dan ekonomis dilihat dari segi rumusan butir soal dan dari segi cara memberikan
jawaban, keempat adalah penskorannya dengan mudah dilakukan, cepat, dan
objektif.
Kelemahannya
yang pertama yaitu bentuk soal menjodohkan adalah adanya kecenderungan untuk
mengukur kemampuan mengingat dan kurang tepat digunakan untuk mengukur
kemampuan kognitif yang lebih tinggi, kedua adalah sukarnya menjaga kehomogenan
isi premis maupun respon khususnya ditinjau dari segi kesamaan kemampuan yang
hendak diukur, ketiga adalah kemungkinan menebak dengan benar relatif tinggi,
karena jumlah pernyataan soal (dalam lajur sebelah kiri) dengan pernyataan
jawaban (dalam lajur sebelah kanan) tidak banyak berbeda.
d.
Soal
dengan mensuplai-jawaban.
Soal
dengan mensuplay jawaban ini bisa dalam bentuk isian atau melengkapi dan
jawaban singkat atau pendek.
1.
Karakteristik
Soal
bentuk jawaban singkat adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan
jawaban singkat, berupa kata, prase, nama tempat, nama tokoh, lambang, ataun
kalimat yang sudah pasti.
2.
Jenis soal
Dilihat
dari segi rumusan kalimatnya, soal jawaban singkat dapat berupa kalimat
perintah, kalimat tanya, dan kalimat yang tidak lengkap seperti nampak pada
contoh berikut ini:
a)
Soal jawaban singkat
dengan kalimat perintah
Soal
jawaban singkat dengan kalimat perintah adalah bentuk yang disajikan dengan
kalimat perintah dan memerlukan jawaban yang singkat. Kata kerja yang biasanya
digunakan untuk soal seperti ini antara lain tuliskan atau sebutkan. Contoh:
Sebutka nama buah yang ada pada gambar dibawah ini!
b)
Soal jawaban singkat
dengan kalimat tanya.
Soal
jawaban singkat dengan kalimat tanya adalah bentuk soal yang disajikan dengan
kalimat tanya dan memerlukan jawaban yang singkat. Kata tanya yang biasanya
digunakan untuk soal seperti ini antara lain kapankah, apakah, dan dimana.
Contoh: Dengan cara apakah hewan ini bergerak?
c)
Soal jawaban singkat
dengan kalimat yang tidak lengkap.
Soal
jawaban singkat dengan kalimat yang tidak lengkap adalah bentuk soal yang
disajikan dengan kalimat tang tidak lengkap dan memerlukan jawaban singkat.
Contoh: Gambar ini menunjukkan olahraga...
3.
Penskoran
Penskoran
dalam soal jawaban singkat dapat dilakukan setelah soal tersebut digunakan.
Penskoran soal jawaban singkat sangat mudah dilakukan. Skor 1 diberikan apabila
jawaban benar, dan skor 0 diberikan apabila jawaban salah.
4.
Keunggulan dan
kelemahan
Keunggulan
yaitu siswa harus memberikan jawaban secara tertulis. Hal ini menguntungkan
karena bentuk soal jawaban singkat mengurangi kemungkinan adanya siswa yang
menebak dalam menjawab soal. Untuk menjawab bentuk soal jawaban singkat, siswa dituntut
untuk mengingat sesuatu atau melakukan hitungan.
Kelemahannya
yaitu yang pertama sangat sukar untuk mengukur hasil pembelajaran yang sangat
kompleks, kedua adanya kelemahan dalam hal penskoran, khususnya apabila
penulisan soal tidak menyajikan kunci jawaban yang tepat, ke tiga bentuk soal
jawaban singkat ini agak kurang maknanya khususnya dalam soal berkaitan dengan
bilangan atau simbol seperti dalam problem solving untuk pembelajaran sains dan
matematika.
2.
Soal
uraian
a.
Karakteristik
Tes
tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk
mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah
dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut
dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini
dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat,
berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi
yang ditanyakan terbatas. Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan
hal-hal berikut:
1)
Materi, misalnya
kesesuian soal dengan indikator pada kurikulum;
2)
Konstruksi, misalnya
rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
3)
Bahasa, misalnya
rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
b.
Jenis Soal
Berdasarkan
jawaban peserta didik dan berdasarkan penskorannya, soal bentuk uraian umumnya
dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu soal uraian yang jawabannya
dibatasi (restricted response essay items) atau soal uraian objektif dan soal
uaraian yang jawabannya lebih tidak terbatas (extended response essay items)
atau saoal uraian non objektif.
1)
Soal uraian terbatas,
Soal
uraian terbatas biasanya sangat terbatas baik ditinjau dari segi materi maupun
jawabnnya. Materi yang dicakup serta jawabnnya peserta didik pada bentuk soal
uraian restcted response essay items dibatasi oleh prinsisp atau konsep
tertentu. Ruang lingkup dan topik yang ditanyakan pada soal uraian semacam ini
biasanya sangat terbatas., yaitu hanya pada konsep atau prinsip tertentu saja. Soal
uraian terbatas atau soal uraian objektif umumnya sangat terstruktur. Bentuk
soal ini sangat baik mengukur kompetensi yang memerlukan interpretasi dan
jpenggunaan data, memecahkan permasalahan, atau menggunakan konsep dalam
berbagai macam situasi. Kemampuan menginterpretasikan yang diukur dengan soal
pilihan ganda juga dapat diukur dengan bentuk soal uraian terbatas.
Kelebihan
soal uraian terbatas adalah terfokus pada hal-hal yang secara khusus akan
dinyatakan. Hal ini memungkinkan peserta didik untuk menjawab sesuai dengan
kemampuan yang diharapkan. Guru akan lebih mudah memeriksa soal uraian terbatas
atau soal uraian objektif ini karena tahapan untuk menyelesaikan soal sangat
struktur. Selain itu, apabila peserta didik memahami pertanyaan dan dan dapat
menjawab dengan benar soal yang disajikan, jawaban peserta didik cenderung
untuk menjawab dengan pola yang sama.
2)
Soal uraian tak terbatas
Soal
uraian tak terbatas atau extended response essay items atau soal uraian
non-objektif adalah soal yang mengharuskan peserta didik mengekspresikan
gagasan mereka secara bebas melalui tulisan atau karangan. Soal mengharuskan
peserta didik untuk memilih informasi faktual yang memungkinkan mereka dapat
mengorganisasikan, mengintegrasikan, dan mengevaluasi informasi tersebut
kedalam jawaban secara tepat. Peserta didik memiliki kebebasan mengemukakan
jawaban mereka melalui tulisan. Betul tidaknya tulisan peserta didik hanya
dapat diskor oleh guru yang benar-benar berpengalaman. Beberapa kompetensi yang
dapat diukur oleh soal uraian extended response essay item antara lain:
a)
Kemampuan mengorganisasikan
serta mengekspresikan gagasan-gagasan (misalnya membuat karangan)
b)
Kemampuan untuk
mengintegrasikan pembelajaran pada disiplin ilmu yang berbeda ( misalnya
integrasi matematika pada ilmu fisika, kimia, dan ilmu lainnya)
c)
Kemampuan berkreasi
untuk menghasilkan bentuk-bentuk yang orisinil (misalnya merancang percobaan)
d)
Kemampuan untuk
mengevaluasi gagasan secara komprehensif (misalnya menentukan gagasan utama
dari suatu wacana)
Bentuk
uraian non objektif dapat mengukur kemampuan atau kompetensi yang tidak dapat
diukur oleh bentuk soal lainnya. Perbedaan yang sangat mendasar antara uraian
objektif dengan uraian non objektif terletak pada penskorannya.
c.
Penskoran
Penskoran
dalam soal uaraian merupakan hala yang sangat penting. Seharusnya, setiap
penulisan soal uraian harus segera membuat pedoman penskoran sedini mungkin,
yaitu segera setelah soal uraian selesai dibuat. Secara umum terdapat dua
metoda yang digunakan untuk menskor soal uraian, yaitu:
1)
Penskoran Analitik
adalah penskoran dimana yang mengharuskan para penskor untuk menentukan daftar
unsur-unsur penting yang harus dinilai. Berikutnya adalah memberikan angka
masing-masing unsur tersebut.
2)
Penskoran holistik
adalah yang mengharuskan para penulis soal untuk menilai secra sepintas pada
kualitas masing-masing unsur yang terdapat pada jawaban peserta didik. Guru tidak
perlu memberikan skor pada masing-masing unsur tesebut. Metode holistik mungkin
sangat baik digunakan untuk menskor tes uraian tak terbatas yang mengandung
kemampuan siswa dalam mensintesa dan mengkreasi. Metode holistik umunya lebih
subjektif dibandingkan dengan metode analitik. Dua tau lebih guru yang
memeriksa lembar jawaban peserta didik yang sama akan cenderung memberikan skor
yang berbeda. Kecuali apabila mereka menggunakan pedoman yang benar-benra jelas
kriterianya. Terdapat bebrapa cara penskoran yang menggunakan metode holistik
ini yaitu menentukan kualitas, menyediakan pedoman penskoran. Mengambil contoh,
membandingkan lembar jawaban.
d.
Keunggulan dan
kelemahan
Keunggulan:
1)
Peserta didik mempunyai
keleluasaan dalam menulis, mengorganisasikan dan mengekspresikan gagasan yang
mereka miliki yang dituangkan kedalam kata atua kalimatnya sendiri. 2) Dapat digunkaan untuk mengukur kemampuan atau kompetensi yang tidak dapat diukur oleh soal objektif seperti pilihan ganda. Namun demikian, uraian tidak selalu menjamin mengukur kemampuan yang tinggi, sebab, bisa saja soal uaraian yang disajika hanya mengukur kemampuan yang rendah. Oleh karena itu, soal uraian haruslah dirancang dan dibuat sehati-hati mungkin sebgaimana juga ketika kita merancang soal pilihan ganda. Soal uraian hendaknya disusun berdasarkan kemampuan atau kompetensi yang benmar-benar sesuai.
3)
Dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir kritis ataupun problem solving, yang sangat sukar
diukur melalui soal pilihan ganda atau bentuk objektif lainnya.
4)
Dibandingkan dengan
penyusunan soal pilihan ganda khususnya, waktu yang diperlukan untuk menyusun
soala uaraian relatif lebih singkat. Namuan, demikian, penyusunan soal yang
baik terutama dengan perlu disediakannya pedoman penskoran yang akurat, maka
yang diperlukan untuk menyusun soal jadi relatif lebih lama.
Kelemahan
1)
Jumlah materi yang
dapat ditanyakan relatif terbatas dibandingkan dengan materi yang dapat dicakup
soal pilihan ganda. Jumlah soal yang ditanyakan umumnya relatif sedikit.
2)
Penskoran soal uarian
terutama untuk soal uaraian non objektif lebih lama dan lebih sukar
dibandingkan dengan penskoran soal pilihan ganda. Oleh karena itu, jumlah soal
yang disajikan dalam tes uarian sebaiknya tidak lebih dari 5 soal.
3)
Terkadang pemeriksaan soal
uaraian cenderung untuk memriksa dengan hati-hati bebrapa lembar jawaban saja,
untuk kemudian cenderung memberikan skor seadanya atau terpola pada lembar
jawaban berikutnya.
4)
Relabilitas soal uraian
juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan soal pilihan ganda. Hal ini
terjadi karena skor total yang diperoleh peserta didik cenderung tidak
konsisten dan penskoran sering dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Selain
penskoran yang tidak konsisten, reliabilitas soal uraian juga dipengaruhi oleh
terbatasnya materi yang dapat diujikan.
C.
Contoh Alat dan Penskoran Dalam Penilaian
1.
Penilaian Tertulis ( Uraian )
Model
penilaian ini dapat dilaksanakan selama proses pembelajaran, ulanagan harian,
ulanagan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas.
Aspek
:
Mendengarkan
Standar
Kompetensi :
Memahami
siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung.
Kompetensi
dasar :
Menanggapi
siaran atau informasi dari media elektronik ( berita dan non berita )
Indikator
:
Menuliskan
isi siaran radio/televisi dalam beberapa kalimat dengan urutan yang runtut dan
mudah dipahami.
Instruksi
:
1.
Dengarkan rekaman siaran berita berikut dengan saksama
!
2.
Tulislah isi siaran berita tersebut dalam beberapa
kalimat dengan mempehatikan :
a.
Ketepatan Isi
b.
Struktur kalimat
c.
Koherensi
d.
Ejaan dan tanda baca
3.
Bacakan hasil pekerjaan didepan kelas
Format
Penilaian Tertulis
No.
|
Nama
|
Aspek
yang Dinilai
|
Skor
|
Nilai
|
|||
Ketepatan
Isi
|
Struktur
kalimat
|
Koherensi
|
Ejaan
dan Tanda baca
|
||||
1.
|
Ratih
|
4
|
3
|
3
|
4
|
14
|
87,5
|
2.
|
Erly
|
4
|
4
|
3
|
4
|
15
|
93,75
|
3.
|
Dst.
|
Keterangan :
1.
Tidak tepat 3.
Tepat
2.
Kurang tepat 4. Sangat tepat
Skor Perolehan
Skor Maksimal
|
Nilai Ratih : 14
16 x
100 = 87,5
DAFTAR PUSTAKA
Jihad, Asep dan Abdul Haris.2012. Evaluasi Pembelajaran. Multi Pressindo :
Yogyakarta
Sudirman,
dkk.1984. Ilmu Pendidikan. Bandung: Rosda Karya,
Surapranata, Sumarna. 2005. Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi
Kurikulum 2004. PT Remaja Rosdakarya: Bandung
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Bumi Aksara:
Jakarta
http://hestyborneo.blogspot.com/2012/04/penilaian-hasil-kerja-product.html. diakses tanggal 30 April 2015
metodepenugasan.html. diakses tanggal 30 April 2015