Selasa, 12 Mei 2015

Penilaian Tertulis Evaluasi Pendidikan




A.    Pengertian Penilaian Tertulis
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Penilaian tertulis (paper and pencil assessment) merupakan penilaian dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan( Nurlaili, pdf). Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya (Handa, 2006). Penilaian tertulis adalah penilaian yang dilakukan seorang tenaga didik untuk mengetahui bagaimana respon atau jawaban siswa dalam bahasa tulisannya sendiri, jadi anak dituntut untuk menuliskan argumennya secara tertulis.
B.     Kriteria Penilaian Tertulis.
Penilaian tertulis merupakan penilaian yang dilakukan menggunakan perangkat penilaian berupa soal dan jawaban dalam bentuk tulisan (pen and paper test).
1.      Teknik Penilaian ada dua bentuk soal penilaian tertulis, yaitu:
a.       Objektif meliputi:
1)      Pilihan ganda,
2)      Dua pilihan (”benar”/”salah”, ”ya”/”tidak”),
3)      Menjodohkan
4)      Jawaban singkat atau pendek
b.      Subjektif berupa uraian dalam mengembangkan instrumen butir/soal perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1)      Materi: kesesuaian soal dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian pada kurikulum.
2)      Konstruksi: rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas. c. bahasa: rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
3)      Pengolahan Data Penilaian Tertulis Data penilaian tertulis adalah skor yang diperoleh peserta didik dari hasil tes tertulis pada setiap KD dan ulangan komprehensif.
Teknik penilaian tertulis ada dua bentuk soal  tes tertulis, yaitu:
1.   Soal dengan memilih jawaban
a.       Pilihan ganda
1)      Karakteristik
Soal pilihan ganda adalah salah satu bentuk soal jenis tes objektif yang luas penggunaanya untuk berbagai macam keperluan antara lain digunakan pada ulangan umum, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah dasar, ujian akhir nasional, surve nasional, surve internasional antara lain Trends in Mathemarics and Service Study (TIMSS) dan Progremmer for International Student Assessment (PISA), tes bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh lembaga testing diluar negeri seperti TOEFL, IELTS, TOEIC, GRE, dan tes bakat skolastik. Penggunaan yang luas ini tidak terlepas dari keunggulan soal bentuk pilihan ganda yang dapat diskor dengan mudah, cepat, serta objektif, dan dapat mencangkup ruang lingkup bahan/ materi/ PB yang luas dalam suatu tes. Soal pilihan ganda sangat tepat untuk ujian yang pesertanya sangat banyak dan hasilnya harus segera diumumkan. Dewasa ini penggunaan optical scanner untuk pemeriksaan soal pilihan ganda bukan hal baru lagi di negara kita. Untuk ujian nasional maupun ujian sekolah dasar misalnya, hampir di semua propinsi sudah menggunakan OMR (Optical Mark Reader).
            Soal bentuk pilihan ganda adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban atas pertanyaan atau pernyataan yang tercantum dalam pokok soal atau stem yang disertai dengan sejumlah kemungkinan jawaban. Kemungkinan jawaban tersebut dapat berupa kata, frase, nama tempat, nama tokoh, lambang atau kalimat yang sudah pasti. Dilihat dari segi rumusan kalimatnya, soal pilihan ganda dapat berupa kalimat perintah, kalimat tanya atau kalimat yang tidak lengkap. Pilihan jawaban terdiri atas jawaban yang benar yang kunci jawaban serta kemugkinan jawaban salah yang dinamakan pengoceh ( distractor, atau decoy, atau foils) namun memungkinkan seseorang memilihnya apabila tidak menguasai materi yang ditanyakan dalam soal.
Di  Indonesia biasanya digunakan tiga atau empat alternatif jawaban untuk sekolah dasar dan lima alternatif jawaban untuk sekolah menengah. Beberapa penulis soal menyukai lima alternatif jawaban untuk mengurangi faktor menebak (change of guessing) dari para pengambil tes. Penguranagn faktor menebak akan meningkatkan reliabilitas dan validitas, sepanjang alternatif jawaban itu bagus (plausible) dan soalnya dibuat dengan baik. Menurut Gronlund (1981) alternatif jawaban empat kurang baik dibandingkan dengan yang lainnya. Makin banyak alternatif jawaban, makin kecil kemungkinan peserta didik menerka.
2)      Jenis Soal
Bentuk soal pilihan ganda dibedakan menjadi dua macam yaitu bentuk soal dengan pokok soal (stem) pertanyaan dan bentuk soal dengan pokok soal (stem) pernyataan.
a)      Soal dalam bentuk pertanyaan
b)      Soal dalam bentuk pernyataan yaitu, pokok soal disajikan dengan tanda tanya. Soal pilihan ganda semacam ini lebih langsung ke arah permasalahan. Oleh karena itu, soal semacam ini lebih mudah dipahami oleh peserta didik di kelas pemula. Dalam satu tes bisa saja terdiri atas soal yang memiliki alternatif jawaban yang bervariasai. Pada soal pilihan ganda berbentuk pernyataan, pokok soal (stem) disajikan dengan empat buah titik di akhir kalimat yang terdapat pada stem atau dengan tiga buah titik ( di awal kalimat atau di tengah kalimat). Soal pilihan ganda semacam ini lebih sulit dibandingkan dengan soal pilihan ganda dalam bentuk pertanyaan. Soal bentuk ini memerlukan lebih ketrampilan dan kemampuan berpikir yang tinggi.
3)      Penskoran
            Penskoran dalam soal pilihan ganda dapat dilakukan setelah soal tersebut digunakan. Penskoran soal pilihan ganda, sebagaimana telah disebutkan terdahulu, sangat mudah dilakukan. Skor 1 diberikan apabila jawaban benar, dan skor 0 diberikan apa bila jawaban salah. Dewasa ini, untuk jumlah soal dan jumlah peserta tes yang sangat besar, penskoran dapat dilakukan dengan bantuan komputer.
4)      Keunggulan dan kelemahan.
Bentuk soal pilihan ganda merupakan salah satu soal yang sangat luas digunakan untuk mengukur prestasi peserta didik. Soal pilihan ganda merupakan soal yang dapat mengukur berbagai macam kemampuan, mulai dari yang sederhana sampai dengan kemampuan yang rumit. Soal pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur kemampuan yang secara umum tidak dapat diukur oleh bentuk soal lainnya. Kelemahan yang nampak pada soal jawaban singkat dapat diatasi oleh soal pilihan ganda. Soal jawaban singkat dapat dijawab dengan berbagai macam cara, sedangkan soal pilihan ganda lhanya dapat dilakukan dengan satu cara. Beberapa Keunggulan soal pilihan ganda:  
a)      Jumlah materi yang dapat ditanyakan relatif tak terbatas dibandingkan dengan materi yang dapat dicakup soal bentuk lainnya. Jumlah soal yang ditanyakan umumnya relatif banyak.
b)      Dapat mengukur berbagai jenjang kognitif mulai dari ingatan sampai dengan evaluasi.
c)      Penskorannya mudah, cepat, objektif, dan dapat mencangkup ruang lingkup bahan dan materi yang luas dalam satu tes untuk suatu kelas atua jenjang.
d)     Sangat tepat untuk ujian yang pesertanya snagat banyak sedangkan hasilnya harus segera seperti ujian akhir nasional maupun ujian sekolah dasar.
e)      Reliabilitas soal pilihan ganda relatif lebih tinggi dibandingkan dengan soal uaraian.
Terdapat beberapa kelemahan yaitu
a)      Kurang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan verbal.
b)      Peserta didik tidak mempunyai kelulusan dalam menulis, mengorganisasikan, dan mengekspresikan gagasan ynag mereka miliki yang dituangkan kedalam kata atau kalimatnya sendiri.
c)      Tidak digunakan untuk mengukur kemampuan problem solving.
d)     Sangat sensitif terhadap menerka. Dengan 4 alternatif jawaban, peserta tes memiliki kemungkinan menerka sebesar 25% dan dengan 5 alternatif jawaban peserta tes memiliki kemungkinan menerka sebesar 20%.
e)      Penyusunan soal yang baik memerlukan waktu yang relatif lama dibandingkan dengan bentuk soal lainnya.
f)       Sangat sukar menentukan alternatif jawaban yang benar-benar homogen, logis, dan berfungsi.
b.      Dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
1.      Karakteristik
Dalam tes yang tradisional, bentuk soal jawaban singkat adalah bentuk soal yang sangat sederhana yang tediri atas dua kelompok pernyataan. Kelompok pertama ditulis pada lajur sebelah kiri yang berupa huruf B dan S yang harus dipilih peserta didik atas respon pernyataan yang disebelah kanan. Kelompok kedua terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang harus direspon oleh peserta didik. Jika pernyataan atau pertanyaan benar menurut peserta didik, maka mereka akan melingkari atau mencoret huruf B pada huruf B-S. Jika pernyataan atau pertanyaan salah menurut peserta didik, maka mereka akan melingkari atau mencoret huruf S pada huruf B-S. Peserta didik atau peserta tes dapat juga melingkari atau memberi tanda hitam pada lembar jawaban yang telah disediakan yang terlepas dari lembar soal.
Jumlah huruf B-S harus sama banyak dengan jumlah pertanyaan atau pernyataan. Agar soal berfungsi dengan baik, maka hal yangh ditanyakan hendaknya homogen dari segi isi. Ciri khusus bentuk soal benar salah adalah terbatas mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana. Kalaupun hendak digunakan untuk mengukur kemampuan yang lebih tinggi, paling tidak dapat digunakan untuk kemampuan menghubungkan antara dua hal yang homogen. Bentuk soal benar salah juga dapat menggunakan gambar, tabel, diagram. Dengan gambar, tabel, dan diagram tersebut diharapkan siswa dapat menghubungkan antara pernyataan atau pertanyaan dengan respon benar-salah.
2.      Jenis soal
Berbagai macam bentuk soal benar salah terdiri atas benar-salah, benar tidakbenar, tetap tidaktetap, ya tidak, fakta atau pendapat, atau setuju tidak setuju. Untuk masing-masing bentuk soal tersebut hanya ada dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Karena banyak jawaban benar-salah merupakan bentuk yang paling umum, maka soal ini dinamakan sebagai bentuk soal betul salah. Berdasarkan jawaban peserta didik dan berdasarkan penskorannya, soal bentuk benar salah hanya diklasifikasikan menjadi satu macam, yaitu soal yang menurut peserta didik memilih salah satu jawaban, B untuk menjawab benar dan S untuk menajawab salah.
3.      Penskoran
Penskoran soal benar salah sangat sederhana, yaitu skor 1 diberikan untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Pskoran semacam ini dinamakan penskoran dikotomi.
4.      Keunggulan dan kelemahan
Keunggulan yaitu pertama bentuk soal benar-salah adalah mudahnya membuat soal, kedua banyaknya pokok bahasan atau kompetensi dasar dan indikator yang dapat dicakup dalam soal, hal ini terjadi karena peserta didik dapat merespon sejumlah soal dalam waktu yang relatif singkat.
Kelemahan yaitu pertama berkaitan dengan kemampuan yang hendak diukur, bentuk soal benar-salah sangat terbatas mengukur kemampuan pengetahuan saja, kedua guru kesulitan dalam menentukan apakah peserta didik memiliki kemampuan sesuai dengan yang diukur dalam soal, akibatnya bentuk soal benar-salah memiliki tingkat reliabilitas yang sangat rendah, kurang dapat digunakan sebagai alat diagnosa kesulitan belajar peserta didik, validasi soal juga sangat diragukan kebenarannya.
c.       Menjodohkan
1.      Karakteristik
Dalam bentu tes yang tradisional, soal menjodohkan adalah bentuk soal yang terdiri dari dua kelomok pernyataan. Kelompok pertama ditulis pada lajur sebelah kiri (bagian atau kolom A), biasanya merupakan pernyataan soal atau pertanyaan sering juga disebut sebgai stimulus atau premis yang berupa kalimat atau phrasa. Kelompok kedua biasanya disebut respon yang ditulis pada lajur sebelah kanan (bagian tau kolom B), biasanya merupakan pernyataan jawaban atau pernyataan respon berupa kata, bilangan, gambar, atau simbol. Peserta tes diminta untuk menjodohkan, atau memilih pasangan yang tepat bagi pernyataan yang ditulis pada stimulasi yang terdapat di lajur sebelah kiri dengan respon yang terdapat di lajur sebelah kanan. Dalam kebanyakan bentuk soal menjodohkan ini biasanya peserta didik diminta untuk mencari pasangan yang berhubungan. Premis dapat juga diletakkan di sebelah atas (bagian A) sementara respon di bawahnya (bagian B).
2.      Jenis soal
Bentuk soal menjodohkan hanya ada satu macam yaitu bentuk soal dengan stimulasi yang diletakkan di sebelah kiri atau atas dan respon yang diletakkan di sebelah kanan atau bawah.
3.      Penskoran
Penskoran dalam soal pilihan ganda dapat dilakukan setelah soal tersebut digunakan. Penskoran soal pilihan ganda, sebagaimana telah disebutkan terdahulu, sangat mudah dilakukan. Skor 1 diberikan apabila jawaban benar, dan skor 0 diberikan apabila jawaban salah.

4.      Keunggulan dan kelemahan
Keunggulan yang pertama yaitu bentuk soal menjodohkan adalah luasnya materi yang dapat dicakup, kedua bentuk soal menjodohkan relatif lebih mudah dibuat butir soal, khususnya jika dibandingkan dengan soal bentuk pilihan ganda, ketiga ringkas dan ekonomis dilihat dari segi rumusan butir soal dan dari segi cara memberikan jawaban, keempat adalah penskorannya dengan mudah dilakukan, cepat, dan objektif.
Kelemahannya yang pertama yaitu bentuk soal menjodohkan adalah adanya kecenderungan untuk mengukur kemampuan mengingat dan kurang tepat digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif yang lebih tinggi, kedua adalah sukarnya menjaga kehomogenan isi premis maupun respon khususnya ditinjau dari segi kesamaan kemampuan yang hendak diukur, ketiga adalah kemungkinan menebak dengan benar relatif tinggi, karena jumlah pernyataan soal (dalam lajur sebelah kiri) dengan pernyataan jawaban (dalam lajur sebelah kanan) tidak banyak berbeda.
d.      Soal dengan mensuplai-jawaban.
Soal dengan mensuplay jawaban ini bisa dalam bentuk isian atau melengkapi dan jawaban singkat atau pendek.
1.      Karakteristik
Soal bentuk jawaban singkat adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban singkat, berupa kata, prase, nama tempat, nama tokoh, lambang, ataun kalimat yang sudah pasti.
2.      Jenis soal
Dilihat dari segi rumusan kalimatnya, soal jawaban singkat dapat berupa kalimat perintah, kalimat tanya, dan kalimat yang tidak lengkap seperti nampak pada contoh berikut ini:
a)      Soal jawaban singkat dengan kalimat perintah
Soal jawaban singkat dengan kalimat perintah adalah bentuk yang disajikan dengan kalimat perintah dan memerlukan jawaban yang singkat. Kata kerja yang biasanya digunakan untuk soal seperti ini antara lain tuliskan atau sebutkan. Contoh: Sebutka nama buah yang ada pada gambar dibawah ini!
b)      Soal jawaban singkat dengan kalimat tanya.
Soal jawaban singkat dengan kalimat tanya adalah bentuk soal yang disajikan dengan kalimat tanya dan memerlukan jawaban yang singkat. Kata tanya yang biasanya digunakan untuk soal seperti ini antara lain kapankah, apakah, dan dimana. Contoh: Dengan cara apakah hewan ini bergerak?
c)      Soal jawaban singkat dengan kalimat yang tidak lengkap.
Soal jawaban singkat dengan kalimat yang tidak lengkap adalah bentuk soal yang disajikan dengan kalimat tang tidak lengkap dan memerlukan jawaban singkat. Contoh: Gambar ini menunjukkan olahraga...
3.      Penskoran
Penskoran dalam soal jawaban singkat dapat dilakukan setelah soal tersebut digunakan. Penskoran soal jawaban singkat sangat mudah dilakukan. Skor 1 diberikan apabila jawaban benar, dan skor 0 diberikan apabila jawaban salah.
4.      Keunggulan dan kelemahan
Keunggulan yaitu siswa harus memberikan jawaban secara tertulis. Hal ini menguntungkan karena bentuk soal jawaban singkat mengurangi kemungkinan adanya siswa yang menebak dalam menjawab soal. Untuk menjawab bentuk soal jawaban singkat, siswa dituntut untuk mengingat sesuatu atau melakukan hitungan.
Kelemahannya yaitu yang pertama sangat sukar untuk mengukur hasil pembelajaran yang sangat kompleks, kedua adanya kelemahan dalam hal penskoran, khususnya apabila penulisan soal tidak menyajikan kunci jawaban yang tepat, ke tiga bentuk soal jawaban singkat ini agak kurang maknanya khususnya dalam soal berkaitan dengan bilangan atau simbol seperti dalam problem solving untuk pembelajaran sains dan matematika.
2.      Soal uraian
a.       Karakteristik
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas. Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
1)         Materi, misalnya kesesuian soal dengan indikator pada kurikulum;
2)         Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
3)         Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
b.      Jenis Soal
Berdasarkan jawaban peserta didik dan berdasarkan penskorannya, soal bentuk uraian umumnya dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu soal uraian yang jawabannya dibatasi (restricted response essay items) atau soal uraian objektif dan soal uaraian yang jawabannya lebih tidak terbatas (extended response essay items) atau saoal uraian non objektif.
1)         Soal uraian terbatas,
           Soal uraian terbatas biasanya sangat terbatas baik ditinjau dari segi materi maupun jawabnnya. Materi yang dicakup serta jawabnnya peserta didik pada bentuk soal uraian restcted response essay items dibatasi oleh prinsisp atau konsep tertentu. Ruang lingkup dan topik yang ditanyakan pada soal uraian semacam ini biasanya sangat terbatas., yaitu hanya pada konsep atau prinsip tertentu saja. Soal uraian terbatas atau soal uraian objektif umumnya sangat terstruktur. Bentuk soal ini sangat baik mengukur kompetensi yang memerlukan interpretasi dan jpenggunaan data, memecahkan permasalahan, atau menggunakan konsep dalam berbagai macam situasi. Kemampuan menginterpretasikan yang diukur dengan soal pilihan ganda juga dapat diukur dengan bentuk soal uraian terbatas.
           Kelebihan soal uraian terbatas adalah terfokus pada hal-hal yang secara khusus akan dinyatakan. Hal ini memungkinkan peserta didik untuk menjawab sesuai dengan kemampuan yang diharapkan. Guru akan lebih mudah memeriksa soal uraian terbatas atau soal uraian objektif ini karena tahapan untuk menyelesaikan soal sangat struktur. Selain itu, apabila peserta didik memahami pertanyaan dan dan dapat menjawab dengan benar soal yang disajikan, jawaban peserta didik cenderung untuk menjawab dengan pola yang sama.
2)         Soal uraian tak terbatas  
           Soal uraian tak terbatas atau extended response essay items atau soal uraian non-objektif adalah soal yang mengharuskan peserta didik mengekspresikan gagasan mereka secara bebas melalui tulisan atau karangan. Soal mengharuskan peserta didik untuk memilih informasi faktual yang memungkinkan mereka dapat mengorganisasikan, mengintegrasikan, dan mengevaluasi informasi tersebut kedalam jawaban secara tepat. Peserta didik memiliki kebebasan mengemukakan jawaban mereka melalui tulisan. Betul tidaknya tulisan peserta didik hanya dapat diskor oleh guru yang benar-benar berpengalaman. Beberapa kompetensi yang dapat diukur oleh soal uraian extended response essay item antara lain:
a)         Kemampuan mengorganisasikan serta mengekspresikan gagasan-gagasan (misalnya membuat karangan)
b)         Kemampuan untuk mengintegrasikan pembelajaran pada disiplin ilmu yang berbeda ( misalnya integrasi matematika pada ilmu fisika, kimia, dan ilmu lainnya)
c)         Kemampuan berkreasi untuk menghasilkan bentuk-bentuk yang orisinil (misalnya merancang percobaan)
d)        Kemampuan untuk mengevaluasi gagasan secara komprehensif (misalnya menentukan gagasan utama dari suatu wacana)
Bentuk uraian non objektif dapat mengukur kemampuan atau kompetensi yang tidak dapat diukur oleh bentuk soal lainnya. Perbedaan yang sangat mendasar antara uraian objektif dengan uraian non objektif terletak pada penskorannya.
c.       Penskoran
Penskoran dalam soal uaraian merupakan hala yang sangat penting. Seharusnya, setiap penulisan soal uraian harus segera membuat pedoman penskoran sedini mungkin, yaitu segera setelah soal uraian selesai dibuat. Secara umum terdapat dua metoda yang digunakan untuk menskor soal uraian, yaitu:
1)      Penskoran Analitik adalah penskoran dimana yang mengharuskan para penskor untuk menentukan daftar unsur-unsur penting yang harus dinilai. Berikutnya adalah memberikan angka masing-masing unsur tersebut.
2)      Penskoran holistik adalah yang mengharuskan para penulis soal untuk menilai secra sepintas pada kualitas masing-masing unsur yang terdapat pada jawaban peserta didik. Guru tidak perlu memberikan skor pada masing-masing unsur tesebut. Metode holistik mungkin sangat baik digunakan untuk menskor tes uraian tak terbatas yang mengandung kemampuan siswa dalam mensintesa dan mengkreasi. Metode holistik umunya lebih subjektif dibandingkan dengan metode analitik. Dua tau lebih guru yang memeriksa lembar jawaban peserta didik yang sama akan cenderung memberikan skor yang berbeda. Kecuali apabila mereka menggunakan pedoman yang benar-benra jelas kriterianya. Terdapat bebrapa cara penskoran yang menggunakan metode holistik ini yaitu menentukan kualitas, menyediakan pedoman penskoran. Mengambil contoh, membandingkan lembar jawaban.
d.      Keunggulan dan kelemahan
Keunggulan:
1)      Peserta didik mempunyai keleluasaan dalam menulis, mengorganisasikan dan mengekspresikan gagasan yang mereka miliki yang dituangkan kedalam kata atua kalimatnya sendiri. 
2)      Dapat digunkaan untuk mengukur kemampuan atau kompetensi yang tidak dapat diukur oleh soal objektif seperti pilihan ganda. Namun demikian, uraian tidak selalu menjamin mengukur kemampuan yang tinggi, sebab, bisa saja soal uaraian yang disajika hanya mengukur kemampuan yang rendah. Oleh karena itu, soal uraian haruslah dirancang dan dibuat sehati-hati mungkin sebgaimana juga ketika kita merancang soal pilihan ganda. Soal uraian hendaknya disusun berdasarkan kemampuan atau kompetensi yang benmar-benar sesuai.
3)      Dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis ataupun problem solving, yang sangat sukar diukur melalui soal pilihan ganda atau bentuk objektif lainnya.
4)      Dibandingkan dengan penyusunan soal pilihan ganda khususnya, waktu yang diperlukan untuk menyusun soala uaraian relatif lebih singkat. Namuan, demikian, penyusunan soal yang baik terutama dengan perlu disediakannya pedoman penskoran yang akurat, maka yang diperlukan untuk menyusun soal jadi relatif lebih lama.


Kelemahan
1)      Jumlah materi yang dapat ditanyakan relatif terbatas dibandingkan dengan materi yang dapat dicakup soal pilihan ganda. Jumlah soal yang ditanyakan umumnya relatif sedikit.
2)      Penskoran soal uarian terutama untuk soal uaraian non objektif lebih lama dan lebih sukar dibandingkan dengan penskoran soal pilihan ganda. Oleh karena itu, jumlah soal yang disajikan dalam tes uarian sebaiknya tidak lebih dari 5 soal.
3)      Terkadang pemeriksaan soal uaraian cenderung untuk memriksa dengan hati-hati bebrapa lembar jawaban saja, untuk kemudian cenderung memberikan skor seadanya atau terpola pada lembar jawaban berikutnya.
4)      Relabilitas soal uraian juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan soal pilihan ganda. Hal ini terjadi karena skor total yang diperoleh peserta didik cenderung tidak konsisten dan penskoran sering dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Selain penskoran yang tidak konsisten, reliabilitas soal uraian juga dipengaruhi oleh terbatasnya materi yang dapat diujikan.
C.     Contoh Alat dan Penskoran Dalam Penilaian
1.      Penilaian Tertulis ( Uraian )
Model penilaian ini dapat dilaksanakan selama proses pembelajaran, ulanagan harian, ulanagan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas.
Aspek :
Mendengarkan
Standar Kompetensi :
Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung.
Kompetensi dasar :
Menanggapi siaran atau informasi dari media elektronik ( berita dan non berita )
Indikator :
Menuliskan isi siaran radio/televisi dalam beberapa kalimat dengan urutan yang runtut dan mudah dipahami.
Instruksi :
1.      Dengarkan rekaman siaran berita berikut dengan saksama !
2.      Tulislah isi siaran berita tersebut dalam beberapa kalimat dengan mempehatikan :
a.       Ketepatan Isi
b.      Struktur kalimat
c.       Koherensi
d.      Ejaan dan tanda baca
3.      Bacakan hasil pekerjaan didepan kelas
Format Penilaian Tertulis
No.
Nama
Aspek yang Dinilai
Skor
Nilai
Ketepatan Isi
Struktur kalimat
Koherensi
Ejaan dan Tanda baca
1.
Ratih
4
3
3
4
14
87,5
2.
Erly
4
4
3
4
15
93,75
3.
Dst.






Keterangan :
1.      Tidak tepat                                    3. Tepat
2.      Kurang tepat                                 4. Sangat tepat
Skor Perolehan                       
Skor Maksimal


Nilai Ratih :               14        
                                   16        x 100  = 87,5
                                 




DAFTAR PUSTAKA
Jihad, Asep dan Abdul Haris.2012. Evaluasi Pembelajaran. Multi Pressindo : Yogyakarta
Sudirman, dkk.1984. Ilmu Pendidikan. Bandung: Rosda Karya,
Surapranata, Sumarna. 2005. Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004. PT Remaja Rosdakarya: Bandung
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Bumi Aksara: Jakarta
metodepenugasan.html. diakses tanggal 30 April 2015